Kupang, sasandumedia.my.id ---- Manajer Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur Faizal Jafar mengatakan Bulog tidak pernah membuat aturan bagi pedagang beras untuk berjualan secara online.
"Bulog tidak melarang adanya penjualan beras menggunakan media online, namun ada syaratnya, yakni harus dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET)", kata Faizal Jafar, Rabu (29/05/2024) di Kuoang.
Dikatakan Faizal, penjualan Beras Bulog jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kemasan 5 Kg boleh dijual dengan menggunakan media online namun harus mengikuti aturan serta syarat dan ketentuan yang berlaku, yakni sesuai harga yang telah ditetapkan.
Harga beras Bulog jenis SPHP saat ini mengalami kenaikan sejak 1 Mei 2024 berdasarkan surat edaran dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 142/TS/02.02/K/4/2024 tanggal 29 April 2024 tentang Penugasan SPHP Beras tahun 2024.
Dalam surat edaran tersebut, dibagi kedalam Tiga zona, yakni zona 1 untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi, HET beras SPHP dipatok Rp12.500 per kilogram atau naik Rp1.600 per kilogram dari HET sebelumnya yakni Rp10.900 per kilogram.
Sedangkan untuk zona 2 yang meliputi wilayah Sumatra kecuali Lampung dan Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan, HET beras SPHP naik menjadi Rp13.100 per kilogram dari HET sebelumnya yakni Rp11.500 per kilogram.
Sementara untuk zona 3 yang meliputi wilayah Maluku dan Papua, HET sebesar Rp13.500 per kilogram atau naik Rp1.700 per kilogram dari HET sebelumnya yakni Rp11.800 per kilogram.
"Kita tidak melarang para pengecer menjual menggunakan Media Online yang ada, namun harus sesuai standart harga yang berlaku sesuai edaran dari Bapanas," ungkap Faizal
Dikatakannya jika kedapatan ada pengecer yang menjual diatas Harga Eceran Tertinggi maka akan dikenakan sanksi dengan cara di Blacklist/di coret (Ditarik kembali, red).
"Tindakan yang dilakukan kalau kedapatan, dan memang itu mitra Bulog yang jual diatas HET, akan di Blacklist/di coret dan tidak diperbolehkan menjual beras Bulog," tegas Faizal
Faizal juga menambahkan bahwa saat ini jumlah pengecer resmi yang terdata oleh pihak Bulog sebanyak 80 pengecer beras yang tersebar di Kota Kupang. "Jika memang ingin membeli beras, belilah di pengecer yang resmi sebanyak 80 pengecer yang terdapat di kota kupang, dengan cara dilihat dari harga yang dijual sesuai harga yang sudah ditentukan, jika lebih dari itu, bukanlah pengecer resmi," tambah Faizal.
Sementara itu terkait dengan stock beras yang ada di seluruh NTT, sebanyak 16.153 ton yang tersebar di seluruh Gudang di NTT,."Jumlah itu kemungkinan akan bertambah karena akan ada lagi pengiriman sebanyak 22.063 Ton yang di kirim secara bertahap dan langsung disebar secara merata ke seluruh gudang yang ada," jelas Faizal.
0 comments:
Post a Comment